Rabu, 20 Juli 2016

Surat terbuka dari seorang pria

Dari  dan untuk anakku Robert. Juga boruku Elshadai.
Dari Bapak dan Mamak.


Surat dari seorang pria kepada seorang wanita 


Hallo wanita.. apa kabarmu disana?
Berharap dalam keadaan baik-baik saja.

Menantimu kehadiranmu membuatku belajar arti perjalanan hidup ini sesungguhnya. Mungkin inilah bagianku seperti yang nenek moyangku Adam lakukan ketika menanti kehadiran pasangannya.

Diciptakan dari tulang rusukku membuatku menyadari bahwa sesungguhnya aku harus mengasihimu, memimpinmu, melindungimu, menjagamu dan merawatmu.

Tahukah kamu bahwa sesungguhnya waktu-waktu yang kita jalani adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Proses untuk membuat kita bertumbuh dalam kebenaran dan saling memantaskan diri kita masing-masing sampai pada waktu perkenananNya untuk kita bertemu, berkenalan, saling memahami dan akhirnya bersatu.

Ohya, aku mendapat beberapa nasihat dari ayahanda baru-baru ini.
“Jikalau wanita itu tidak mau tunduk dan hormat padamu serta mengasihi engkau seperti ia mengasihi dirinya sendiri, maka engkau tidak layak dan tidak pantas untuknya.

Jikalau wanita itu tidak memberikan waktu dan perasaan serta kepeduliannya padamu, maka engkau tidak pantas dan tidak layak untuknya.

Jikalau wanita itu menghalangi engkau untuk berbuat kebaikan, membantu keluargamu juga teman-temanmu seperti yang selama ini telah biasa kau perbuat, maka engkau tidak pantas dan tidak layak untuknya.

Jikalau wanita itu membatasi atau melawan kehendak Yang Maha Kuasa untuk engkau meraih mimpi dan cita-citamu dengan maksud mulia dariNya, maka engkau tidak pantas dan tidak layak untuknya.

Jikalau wanita itu yang menjadi segalanya bagimu karena engkau membuat dia seperti menjadi bintang dan bulanmu, dia diatas segala apa yang telah menjadi keyakinanmu dan bila akhirnya tanpa dirinya membuatmu putus asa, maka engkau tidak pantas dan tidak layak untuknya.

Ingatlah ananda, cinta pada Yang Maha Kuasa adalah yang pertama dan yang terutama. Cintailah Dia yang telah menciptakanmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Cinta sejati yang tulus hanya dapat engkau berikan pada wanita yang akan melengkapi dirimu, menjadi penolong yang sepadan bagimu jika dan hanya jika engkau dan dia telah menerima Cinta yang begitu besar dari Sang Maha Pencipta dan engkau rela dan mau berkorban berbagi cinta dengan wanita itu.”
Demikian beliau berkata.

Wahai wanita, inilah yang menjadi kerinduan dan kehendak dari Yang Maha Kuasa yang aku terima dari ayahanda.
Di dalam penantianku untuk berjumpa dengan dirimu aku ingin lebih dalam lagi mencintai Yang Maha Kuasa.
Begitupun harapanku akan adinda dalam waktu-waktumu bersama Sang Pemberi Hidup.

Bertumbuhlah juga berbuahlah dengan motivasi yang benar dan baik karena sudah berakar yang dalam serta menerima sumber-sumber kebaikan dari sang Sumber Kebenaran. 

Dika
la aku mempersiapkan diriku bagimu, dikala itu pula adinda mempersiapkan diri adinda untukku. Yang terutama adalah kita mempersiapkan diri di jalanNya dan pasti bersamaNya. 

Salam kasih


Pria